Mau Bikin Rumah Duit Belum Cukup

Dalam membuat satu rumah anggaran alias budget jadi salah satu perihal penting yang perlu dipikir. Sering anggaran yang dibutuhkan juga besar sekali, serta melebihi dana yang ada.

Tetapi jangan cemas, masih banyak pilihan yang dapat dilaksanakan untuk bangun rumah walau budgetnya minim. Cara itu dengan memakai ide rumah tumbuh.

CEO perusahaan arsitek Delution Muhammad Egha menjelaskan ide rumah tumbuh ialah ide rencana pembangunan rumah dengan cara berkepanjangan. Pembangunan dilaksanakan dengan dana yang telah ada serta diteruskan di masa datang.

“Yang pasti ini ialah rencana yang berkepanjangan, dimana waktu ingin membuat lagi itu tinggal lanjutin saja tidak perlu rombak ini itu. Karena itu perencanaannya ini penting. Bagaimana ia membuat, terus membenahi tersisa materialnya agar tidak mengganggu pemilik,” tutur Egha waktu terlibat perbincangan bersama-sama detikcom di kantornya, bilangan Bintaro, Tangerang Selatan.

“Lantas bagaimana waktu ingin lanjut tinggal lakukan tidak perlu rombak ini itu,” ucapnya.

Egha menjelaskan ide ini pernah dipakai di saat faksinya mengolah rumah The Twins di teritori Cipulir, Jakarta Selatan. Rumah itu memperoleh perhatian dunia internasional, serta memenangi salah satunya penghargaan pada tempat Artichizer Award.

Ia menceritakan sebelumnya, pemilik rumah The Twins cuma punyai anggaran pas-pasan Rp 150 juta untuk bangun rumah. Egha mengatakan, uang sejumlah itu tidak cukup, oleh karena itu faksinya tawarkan ide rumah berkembang.

Ia menerangkan pembangunan dengan ide rumah tumbuh dipisah dalam beberapa step, termasuk juga dalam pembangunan The Twins yang mempunyai dua bangunan kembar berdampingan.

“Karena itu kami menawarkan lah ide rumah tumbuh. Awalannya tuch gagasannya itu step 1 hanya bangun yang bangunan pertama yang pendek ini. Selanjutnya step dua bangunan ke-2 dibuat satu lantai terus didak, step ke paling akhir baru yang lantai dua pada bangunan satunya,” tutur Egha.

Egha mengatakan sebenarnya ide ini seringkali didapati ditengah-tengah warga. Namun, banyak berlangsung perencanaannya kurang baik, hingga membuat ide ini tidak efektif.

“Ide ini sebenarnya seringkali digunakan di warga, hanya sebab mereka tidak gunakan arsitek, atau gunakan arsitek tetapi kurang baik, jadi perencanaannya kalut. Waktu sukses satu step ingin ke step selanjutnya ngebongkar dahulu ini itu baru bangun lagi,” papar Egha.

“Jadi tidak efektif, banyak ongkos terbuang jadi,” sambungnya.

Updated: January 13, 2021 — 5:09 am

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *